SUKABUMI — Mungkin tidak banyak yang mengetahui, bahwa ada salah satu sosok Pimpinan Pondok Pesantren (ponpes) di Sukabumi yang memiliki garis keturunan langsung kepada walisongo.
Sosok tersebut adalah KH E Supriatna Mubarok yang merupakan Pimpinan Pesantren Darussyifa Al Fithroh, Yaspida, Sukabumi saat ini. Sosok kiai kharismatik yang belakangan mampu mendapat “The Best Innovative Leader 2022” dari Centre for International and Strategic Affairs (CISA) London, Inggris ini ternyata memiliki garis keturunan walisongo berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Dikutif dari silsilah Dzuriat Bani Mubarok yang dirangkum dari berbagai sumber, KH E Supriatna memiliki garis keturunan dari KH Tubagus Muhammad Nur Husain atau Mama Cimuncang. Mama Cimuncang sendiri merupakan pendiri pesantren pertama dan tertua di Sukabumi Raya yang merupakan keturunan walisongo.
KH Muhammad Nur Husain sendiri adalah putra dari Tubagus Syarifuddin dan Nyimas Nurkasih. Kemudian KH Muhammad Nur Husain diketahui memiliki anak KH Agus yang menikah dengan Amb Bibi dan kemudian memiliki anak Abah Kowek. Dari Abah Kowek lahir Amb San’ah yang menikah dengan H Kudsi. Lalu memiliki anak Enyang Sabtah yang kemudian menikah dengan Emb Enok. Dari pasangan Enyang Sabtah dan Emb Enok lahir H.Barokah dan Hj Fatimah yang merupakan kedua orang KH. E Supriatna Mubarok.
Melihat garis keturunan yang ada, pantas saja Direktur CISA London Paul Amstrong memberikan penghargaan ini kepada Dr KH E Supriatna Mubarok, MSc, MM sebagai pemimpin pondok pesantren di Indonesia yang telah memberikan kontribusi dan prestasi dalam bidang dunia pendidikan Islam di Indonesia dalam lima tahun terakhir.
KH E Supriatna Mubarok dinilai berhasil dalam pembangunan Sumber Daya Manusia.Terutama, dalam kemampuan mengaji, penguasaan teknologi informasi, bahasa, leadership, ketahanan pangan pertanian dan socio-entepreneur.
Diketahui, KH E Supriatna Mubarok memulai mendirikan Pondok Pesantren Terpadu Darussyifa Fithroh Sukabumi pada Jumat 04/06/1999 di kampung Renged RT 19/04 Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Pendirian ponpes tersebut karena adanya keinginan memadukan sistem pendidikan yang meninjau kecerdasan ruhani dengan pendidikan umum yang bertujuan menciptakan peserta didik yang tidak hanya cakap dalam ilmu pengetahuan akan tetapi juga cakap memiliki akhlak dan prilaku yang shaleh adalah tujuan didirikannya Yayasan Pendidikan Sosial dan Pendidikan Islam Darussyifa Al-Fithroh.
Tidak hanya itu, dengan adanya keterpaduan tersebut diharapkan adanya warna baru dalam dunia pendidikan. Dimana fikir dan amal menyatu dengan dzikir yang memiliki keseimbangan. Sehingga lulusan yang dilahirkan memiliki potensi jasmani dan rohani yang seimbang dan juga ditopang dengan kemampuan mengelola suatu kegiatan usaha.
Untuk mempersiapkan dan mencetak SDM yang memiliki kemampuan itu jelas dibutuhkan adanya lembaga pendidikan yang memadukan pendidikan ilmu pengetahuan (IPTEK) dan pendidikan karakter, pendidikan yang mengembangkan, mencerdaskan dan keterampilan pendidikan akhlak (IMTAK).
Pendidikan yang menjadikan agama sabagai basis bagi pembangunan nilai-nilai kecerdasan, keterampilan, semangat penelitian dan pengembangan akan pekerjaan dan pengabdian. Semua itu dapat diakomodir dengan penyelenggaraan lembaga pendidikan yang memiliki pola keterpaduan antara kepesantrenan dan sekolah. Konsep memadukan sitem kepesantrenan dengan lembanga pendidikan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, akan tetapi mennjadi tugas semua orang.
Untuk itu KH. E Supriatna Mubarok dan istrinya Hj. Lani Melani, sebagai pendiri bersama tokoh masyarakat, pemerintah setempat dan teman-teman yang memiliki pemikiran dan tujuan yang sama berusaha untuk mendirikan sebuah lembaga yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat luas.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan melalui perjalanan yang panjang, maka terhimpunlah kekuatan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Yayasan Sosial Dan Pendidikan Islam Darussyifa Al-Fithroh Sukabumi (Yaspida), yang salah satu di dalamnya adalah Pondok Pesantren Berbasis terpadu yang diberi nama “Pondok Pesantren Terpadu Darussifa.
Dengan konsep visi dan Misi tersebut, tertunya sejalan dengan apa yang dilakukan pendahulunya Mama Cimuncang yang memiliki garis keturunan langsung kepada Walisongo, yang mana cara mendidik para santrinya agar supaya memiliki iman yang kuat, kepercayaan yang mantap terhadap ajaran Islam secara komprehensif. Hingga mampu berfikir rasional yang dilandasi dengan dasar-dasar Aqidah Islamiyah.
Santrinya diwajibkan agar selalu menjunjung tinggi dan mengaplikasikan konsep kehidupan secara realistis melalui Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyyah, Ukhuwah Ma‟hadiyyah dan Ukhuwah Wathoniyyah. Selain itu juga dirinya mendidik santri agar tercapainya kehidupan yang Anfa‟ahum Linnas dengan predikat Ulama‟ul Amiliin.(*)