JAKARTA— Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menyebut Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan sosok yang bodoh dan dungu.
Hal ini ia ungkapkan di channel YouTube Cokro TV dikutip Sabtu, (27/5/2023).
Loyalis Ganjar Pranowo ini menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan sebutan bodoh dan dungu berkaitan dengan kritik soal pembangunan jalan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Anies terlihat bodoh dan dungu karena dua alasan,” kata Guntur.
Pertama kata Ketua Umum Ganjarian Spartan ini bawah data yang dikutip ternyata hanya salah paham, salah penafsiran.
Menurut Kementerian PUPR, data BPS yang dikutip oleh Anies menjelaskan data status jalan bukan pembangunan jalan.
“Itu jumlah data jalan nasional era SBY memang bertambah yang berasal dari jalan provinsi yang sudah ada sebelumnya, yang kemudian menjadi jalan nasional statusnya. Istilahnya di-upgrade tapi bukan membangun jalan-jalan baru,” kata dia.
Sebagaimana agaimana dicatat oleh pada tanggal 24 Maret tahun 2014, Djoko Kirmanto mengatakan selama kurun waktu tahun 2004 sampai 2014 panjang jalan nasional bertumbuh dari 34.000 KM menjadi 38.000 KM.
“Tambahan itu kata Pak Joko Kirmanto dari pembangunan jalan baru dan ada juga dari jalan-jalan yang biasa berubah menjadi jalan nasional,” jelasnya.
Menurut buku informasi statistik infrastruktur PUPR, Tahun 2022 panjang jalan nasional selama era SBY memang bertambah sekitar 3.941 km dari 34.629 KM menjadi 38.570 KM.
Sedangkan pada era Jokowi dari tahun 2014 hingga akhir 2021 panjangnya bertambah 8.395 km dari sebelumnya dari sebelumnya 38.570 KM menjadi 46.965 KM.
“Yang patut diperhatikan panjang jalan nasional era Jokowi tentu masih bisa bertambah karena belum ada data Tahun 2022, 2023 dan 2024,” kata dia.
“Apalagi pemerintahan Jokowi juga belum usai dan Pak Jokowi tengah menggenjot pengerjaan jalan nasional di berbagai wilayah di Indonesia,” jelasnya.
“Eh timnya Anies malah menyalahkan berita online. Tim pemenangan Anies Baswedan yang bernama Hendri Satrio atau Hensat tidak menampik data yang disampaikan Anies itu memang keliru,” kata Guntur. “Namun kata Hensat, dia melemparkan kesalahan tersebut ke media online yang memuat data yang katanya hanya dibacakan oleh Anies Baswesan,” pungkasnya (FAJAR.ID/wartaekonomi)